Pengertian dan Perkembangan Penggunaan Media Pembelajaran

Share:
Pada hakekatnya proses belajar mengajar adalah proses komunikasi (Proses penyaringaan pesan atau informasi ) oleh setiap guru dan peserta didik. Pesan atau informasi dapat berupa pengetahuan keahlian, skill, ide, pengalaman dan sebagainya. Agar tidak terjadi kesimpangsiuran dalam proses komunikasi perlu digunakan sarana yang membantu proses komunikasi yang disebut media.

Pengertian dan Perkembangan Penggunaan Media Pembelajaran

Pada mulanya, media hanya dianggap sebagai alat bantu mengajar guru (Teachmg Aids). Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual, yaitu gambar, model, objek dan lain-lain yang dapat memberikan pengalaman konkrit, motivasi belajar. Serta mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa. Bermacam peralatan digunakan guru untuk menyampaikan pesan pelajaran kepada siswa melalui penglihatan dan pendengaran untuk menghindari verbalisme.

Pada tahun 1960-1965, teori tingkah laku (Behavorism Theory) B.F. Skinner mulai mempengaruhi penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran. Teori ini mendorong untuk lebih memperhatikan siswa dalam proses belajar mengajar. Menurut teori ini, mendidik adalah mengubah tingkah laku siswa. Perubahan tingkah laku ini harus tertanam pada diri siswa sehingga menjadi kebiasaan. Setiap ada perubahan tingkah laku positif ke arah tujuan yang dikehendaki, harus diberi penguatan (Reforment) pemberitahuan bahwa tingkah laku tersebut telah betul.

Selanjutnya pendekatan system (System Approach) mulai menampakkan pengaruhnya (1965-1970). Pendekatan system ini mendorong digunakannya media sebagai bagian integral dalam program pembelajaran. Program pembelajaran direncanakan berdasarkan kebutuhan dan karakteristik siswa serta diarahkan kepada perubahan tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Guru-guru mulai merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan kebutuhan berdasarkan tingkah laku siswa. Dari sini maka lahirlah konsep penggunaan media dengan berbagai ragamnya dalam kegiatan pembelajaran.

Hingga kini, antara media pembelajaran dan proses belajar mengajar adalah sangat berkaitan. Media merupakan segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar (Briggs. 1970). Menurut Asosiasi Pendidikan Nasional AS (National Education Asociation/NEA), media adalah bentuk-¬bentuk komunikasi tercetak maupun audio visual serta peralatannya, yang hendaknya dapat dimanipulasi dapat dilihat, didengar dan dibaca.

Kenyataan definisi media tidak memiliki arti secara pasti dan standar. Akan tetapi, karena ruang lingkup penelitian ini yakin penggunaan media untuk pembelajaran, maka peneliti menggunakan definisi secara khusus LIMA media instruksional. Menurut kesimpulan Ibrahim (1982). Media instruksional adalah segala sesuatu yang dapat dipakai untuk memberikan rangsangan sehingga terjadi interaksi belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan instruksional tertentu.

S. Gerlach dan P. Ely, dalam bukunya Teachmg and Media (1971), mengartikan media instruksional dalam arti luas dan sempit. Media dalam arti luas adalah orang, materi atau kejadian yang dapat menciptakan kondisi sehingga memungkinkan peserta didik dapat memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap yang baru. Dalam pengertian ini guru, buku, dan lingkungan sekolah merupakan media. Sedangkan dalam arti sempit yang dimaksud media adalah grafik, potret, gambar, alat-alat mekanik dan elektronik yang dipergunakan untuk menangkap, memproses serta menyampaikan informasi visual ataupun verbal.

Apapun batasan yang diberikan diatas, ada persamaan¬-persamaan diantaranya yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim (guru) ke penerima (siswa) sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran terjadi.

Tidak ada komentar