Fungsi dan Peran Media Dalam Pengajaran

Share:
Fungsi dan Peran Media Dalam Pengajaran - Pengajaran (instruksional) sebagai suatu system terdiri dari berbagai komponen antara lain tujuan instruksional, bahan pengajaran, kegiatan belajar mengajar, sumber dan media dan evaluasi. Sebagai salah satu komponen pengajaran, media memiliki kedudukan dan peran yang sangat penting. S. Gerladt Dear P. Ely (dalam Ibrahim, 1982 : 7) menyatakan bahwa "Instrukdional media play a key role in the desigh and use of syistematic instruction ". (Media instruksional memajukan peran penting dalam desain  dan penggunaan pengajaran  yang lebih dari itu, hakekat dari belajar adalah usaha melakukan perubahan tingkah laku bagi pembelajar, baik perubahan pada aspek pengetahuan, ketrampilan, maupun pemahaman sikap/nilai.
Fungsi dan Peran Media Dalam Pengajaran
Seorang peserta didik akan dapat memperoleh pemahaman/pengetahuan dengan cara mengolah rangsangan dari luar yang ditanggapi oleh inderanya, baik indera penglihatan, pendengaran, maupun indera lainnya. Semakin tanggap seseorang tentang suatu obyek orang atau kejadian semakin baik pula proses pembentukan pengetahuan/pemahaman yang dialami.

Pada konteks inilah media memainkan peranan dengan membantu dan memfasilitasi peserta didik lebih mudah memahami dan mengolah apa yang diterimanya. Pemanfaat media pembelajaran dalam proses belajar mengajar membantu menjadikan pengalaman belajar lebih jelas. Edgar Dale ( dalam Lartuheru, 1982 23) menyebutkan beberapa manfaat media pembelajaran dalam proses belajar mengajar, sebagai berikut : a) Perhatian anak terhadap materi tinggi, b) Anak didik mendapatkan pengalaman konkrit, c) Mendorong anak untuk belajar secara mandiri, d) Hasil yang dipelajari atau diperoleh anak didik sulit dilupakan.

Sebagai alat untuk kegiatan pembelajaran, media selalu memfasilitasi tugas pembelajaran yang terstruktur maupun yang non terstruktur bagi peserta didik. Dalm hal-ha1 temu media dapat mewakili guru menyampaikan informasi secara lebih teliti, jelas dan menarik. Fungsi tersebut dapat dilaksanakannya dengan baik walau tanpa kehadiran guru secara fisik.

Lebih dari itu, dengan merujuk pada teori skema (Schank dan Abelson 1977), yang menyatakan memori kita untuk didik mengingat skema yang ada dan karena itu memaksimalkan penggunaan akan pengetahuan latar belakang sebelumnya. Media memberi guru sebuah cara menyajikan materi dengan cara yang efesien waktu dan padat, dan merangsang sense peserta didik, sehingga membantu mereka memproses informasi yang diperoleh dengan lebih siap (Mohica, 1979).

Ada tiga kemampuan alat fungsi media dalam pembelajaran menurut Gerlach dan Ely (dalam Ibrahim, 1982 : 10-1 i) meliputi :

a)    Kemampuan Fiksatif (Fiksative Property)

Media memiliki kemampuan menangkap, menyimpan dan kemudian menampilkan kembali suatu obyek atau kejadian. Dengan kemampuan ini berarti suatu obyek atau kejadian dapat digambar, dipotret, difilmkan atau direkam kemudian dapat disimpan lama dan dilihat kembali seperti kejadian aslinya.

b)    Kemampuan manipulatif (Manipulative property)

Media dapat menampilkan kembali obyek atau kejadian dengan berbagai macam cara disesuaikan dengan keperluan. Artinya, penampilan suatu obyek atau kejadian dapat dirubah-ubah ukurannya, kecepatannya serta dapat diulang­-ulang.

c)    Kemampuan distributive (Distributive Property)

Media dapat menjangkau audien yang sangat banyak dalam sekali penampilan obyek atau kejadian.

Sementara dalam konteks berlangsungnya proses belajar mengajar dengan segala dinamikanya, media mempunyai fungsi atau peranan untuk menghindari hambatan/ganggnan komunikasi dalam proses kelihatan belajar mengajar (idem, 1982 : 12) sekema garis besar media yang dimaksud antara lam :
  • Menghindari terjadinya verbalisme (pengetahuan akan kata atau symbol tanpa mengerti artinya)
  • Membangkitkan minat atau motivasi siswa
  • Menarik perhatian siswa
  • Mengatasi keterbatasan ruang waktu dan ukuran
  • Mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar dan
  • Mengefektifitaskan pemberian rangsangan untuk belajar.

Secara lebih rinci, Ibrahim ( 1982 : I 1) juga menyebutkan salah satu hambatan komunikasi yang bisa dipecahkan melalui penggunaan media dalam proses belajar mengajar yakin perhatian yang tidak terpusat. Masalah ini diantaranya disebabkan oleh ,(a) Anak memang tidak ingin memusatkan perhatian (gangguan fisik), (b) Ingatan anak yang lebih terpaku pada hal lain yang lebih menarik perhatian mereka daripada pengajaran yang sedang disampaikan oleh guru, (c) .Anak melamun atau menghayal, (d) Prosedur penyampaian bahan pengajaran yang membosankan, (e) Sumber informasi tunggal tanpa variasi, (f) Kurang adanya pengawasan dan bimbingan dari guru yang sedang mengajarkan.

Akhinya media dipakai sangat beragam bergantung pada metodologi pengajaran yang dipilih. Dalam pengajaran, penekanan bisa banyak ditekankan pada, inisalnya, kebutuhan akan obyek-obyek hidup sebenarnya atau teks-teks (inisal : peta, jadwal, waktu, jalan kereta, formulir, aplikasi). Meski demikian, apapun pendekatannya yang diberikan. Guru cenderung sepakat bahwa media bisa dan benar-benar meningkatkan pengajaran yang membantu guru dalam pekerjaannya membawa dunia ke dalam kelas, dan membuat tugas pembelajaran lebih bermakna dan menarik. Pendek kata, media membantu kita memotivasi peserta didik dan membawa sepenggal kehidupan sebenarnya kedalam sehingga bisa membantu peserta didik memproses informasi membebaskan guru dari keharusan memberikan penjelasan berlebihan dan bisa menghasilkan kontekstuatisasi dan muara untuk aktivitas-aktivitas kelas.

Tidak ada komentar